Untuk mencatat transaksi-transaksi yang mempengaruhi nilai persediaan, terdapat 2 metode sebagai berikut :
1. Metode Fisik (Periodic)
Metode fisik adalah metode penghitungan secara langsung (stock opname) jika ingin mengetahui persediaan akhir. Setelah persediaan barang yang ada di gudang dihitung baru bisa diketahui persediaan akhirnya. Dari persediaan ini kemudian diperhitungkan harga pokoknya.
Kelemahan metode fisik adalah jika ingin menyusun laporan keuangan dalam jangka pendek maka penghitungan persediaan ini akan memakan waktu yang lama. Mutasi keluar masuk persediaan tidak diketahui jadi kemungkinan ada penyimpangan persediaan tidak diketahui.
Dalam metode ini pencatatan persediaan hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi melalui ayat jurnal penyesuaian. Transaksi yang mempengaruhi persediaan, dicatat masing-masing dalam perkiraan tersendiri sebagai berikut: Pembelian , Retur pembelian , Penjualan dan Retur penjualan.
PERIODE AWAL
Perobahan persediaan (Harga Pokok)
|
999,999.99
|
Persediaan
|
999,999.99
|
PEMBELIAN
Pembelian (Harga Pokok)
|
999,999.99
|
Utang / Kas
|
999,999.99
|
PENJUALAN
Piutang/ Kas /Bank
|
999,999.99
|
Penjualan
|
999,999.99
|
AKHIR PERIODE
Persediaan
|
999,999.99
|
Perubahan Persediaan (Harga Pokok)
|
999,999.99
|
Untuk mendapatkan nilai persediaan secara periodik dilakukan perhitungan fisik (Stock Opname).
Metode ini sudah mulai ditinggalkan karena secara jelas tidak mendukung integrasi system dimana, sepanjang peridode akuntansi berjalan tidak tersedia data mengenai posisi persediaan. Hal ini menyebabkan data bagian akuntansi kurang mendukung operasional. Laporan neraca dan rugilaba tidak akan dapat dibuat sebelum nilai persediaan diketahui.
2. Metode Buku (Perpetual)
Dalam metode buku setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri. Setiap terjadi masuk dan keluar barang dicatat pada buku sehingga dengan cepat dapat diketahui persediaan akhir. Kelebihan metode buku adalah adanya kontrol terhadap persediaan barang, misalnya pada akhir tahun dilakukan stock opname jika catatan pada buku tidak sama dengan fisik yang sebenarnya maka ada kesalahan. Mungkin ada barang yang hilang atau ada kesalahan dalam pencatatan pada buku.
Dalam metode ini pencatatan persediaan dilakukan setiap terjadi transaksi yang mempengaruhi persediaan. Saldo perkiraan persediaan akan menunjukan saldo persediaan yang sebenarnya. Dengan demikian pada saat penyusunan laporan keuangan tidak diperlukan ayat jurnal penyesuaian. Pencatatan transaksi kedalam perkiraan persediaan, adalah berdasarkan harga pokok produksi, baik transaksi pembelian maupun penjualan. Metode ini akan menampilkan dapat menyediakan laporan neraca setiap saat baik untuk di print_out maupun secara visual.
A. WAKTU PEMBELIAN
Persediaan
|
999,999.99
|
999,999.99
| |
Utang/Kas/Bank
|
999,999.99
|
B. WAKTU DISTRIBUSI (PEMAKAIAN)
Persediaan barng dalam proses
|
999,999.99
|
Pesediaan bahan baku
|
999,999.99
|
C. PENERIMAAN HASIL PRODUKSI
Persediaan barang Jadi
|
999,999.99
|
Persediaan Dalam Proses
|
999,999.99
|
PENJUALAN
1. Harga Jual
Piutang/Kas/Bank
|
999,999.99
|
Penjualan
|
999,999.99
|
2. Harga Pokok
Harga Pokok Penjualan
|
999,999.99
|
Persediaan Barang yang dijual
|
999,999.99
|
PENYESSUAIAN AKHIR
1. JIKA SALDO SEMENTARA <>
Koreksi persediaan/Barang dalam proses
|
999,999.99
|
Koreksi pemakaian bahan
|
999,999.99
|
2. JIKA SALDO SEMENTARA > STOCK OPNAME
Koreksi pemakaian Bahan
|
999,999.99
|
Persediaan/Barang dalam prosess
|
999,999.99
|
Walaupun system perpetual menyediakan data persediaan secara terus menerus namun tetap diperlukan perhitungan fisik yang berfugnsi untuk mencocokan fisik dengan catatan buku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar