Jumat, 25 Maret 2011

Slide of "The Valuation of Inventories"

http://www.mediafire.com/download.php?9nv9kg83plw69mq

Inventory - Perpetual & Periodic Method

Untuk mencatat transaksi-transaksi yang mempengaruhi nilai persediaan, terdapat 2 metode sebagai berikut :



1. Metode Fisik (Periodic)


Metode fisik adalah metode penghitungan secara langsung (stock opname) jika ingin mengetahui persediaan akhir. Setelah persediaan barang yang ada di gudang dihitung baru bisa diketahui persediaan akhirnya. Dari persediaan ini kemudian diperhitungkan harga pokoknya.


Kelemahan metode fisik adalah jika ingin menyusun laporan keuangan dalam jangka pendek maka penghitungan persediaan ini akan memakan waktu yang lama. Mutasi keluar masuk persediaan tidak diketahui jadi kemungkinan ada penyimpangan persediaan tidak diketahui.


Dalam metode ini pencatatan persediaan hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi melalui ayat jurnal penyesuaian. Transaksi yang mempengaruhi persediaan, dicatat masing-masing dalam perkiraan tersendiri sebagai berikut: Pembelian , Retur pembelian , Penjualan dan Retur penjualan.


PERIODE AWAL


Perobahan persediaan (Harga Pokok)


999,999.99


Persediaan


999,999.99



PEMBELIAN


Pembelian (Harga Pokok)


999,999.99


Utang / Kas


999,999.99



PENJUALAN




Piutang/ Kas /Bank


999,999.99


Penjualan


999,999.99



AKHIR PERIODE


Persediaan


999,999.99


Perubahan Persediaan (Harga Pokok)


999,999.99



Untuk mendapatkan nilai persediaan secara periodik dilakukan perhitungan fisik (Stock Opname).


Metode ini sudah mulai ditinggalkan karena secara jelas tidak mendukung integrasi system dimana, sepanjang peridode akuntansi berjalan tidak tersedia data mengenai posisi persediaan. Hal ini menyebabkan data bagian akuntansi kurang mendukung operasional. Laporan neraca dan rugilaba tidak akan dapat dibuat sebelum nilai persediaan diketahui.



2. Metode Buku (Perpetual)



Dalam metode buku setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri. Setiap terjadi masuk dan keluar barang dicatat pada buku sehingga dengan cepat dapat diketahui persediaan akhir. Kelebihan metode buku adalah adanya kontrol terhadap persediaan barang, misalnya pada akhir tahun dilakukan stock opname jika catatan pada buku tidak sama dengan fisik yang sebenarnya maka ada kesalahan. Mungkin ada barang yang hilang atau ada kesalahan dalam pencatatan pada buku.



Dalam metode ini pencatatan persediaan dilakukan setiap terjadi transaksi yang mempengaruhi persediaan. Saldo perkiraan persediaan akan menunjukan saldo persediaan yang sebenarnya. Dengan demikian pada saat penyusunan laporan keuangan tidak diperlukan ayat jurnal penyesuaian. Pencatatan transaksi kedalam perkiraan persediaan, adalah berdasarkan harga pokok produksi, baik transaksi pembelian maupun penjualan. Metode ini akan menampilkan dapat menyediakan laporan neraca setiap saat baik untuk di print_out maupun secara visual.


A. WAKTU PEMBELIAN


Persediaan


999,999.99


999,999.99


Utang/Kas/Bank


999,999.99



B. WAKTU DISTRIBUSI (PEMAKAIAN)


Persediaan barng dalam proses


999,999.99


Pesediaan bahan baku


999,999.99



C. PENERIMAAN HASIL PRODUKSI


Persediaan barang Jadi


999,999.99


Persediaan Dalam Proses


999,999.99



PENJUALAN


1. Harga Jual


Piutang/Kas/Bank


999,999.99


Penjualan


999,999.99



2. Harga Pokok


Harga Pokok Penjualan


999,999.99


Persediaan Barang yang dijual


999,999.99



PENYESSUAIAN AKHIR

1. JIKA SALDO SEMENTARA <>


Koreksi persediaan/Barang dalam proses


999,999.99


Koreksi pemakaian bahan


999,999.99



2. JIKA SALDO SEMENTARA > STOCK OPNAME


Koreksi pemakaian Bahan


999,999.99


Persediaan/Barang dalam prosess


999,999.99



Walaupun system perpetual menyediakan data persediaan secara terus menerus namun tetap diperlukan perhitungan fisik yang berfugnsi untuk mencocokan fisik dengan catatan buku.

Selasa, 22 Maret 2011

Rekonsiliasi Bank

Pengendalian intern kas yang baik akan dapat memberi informasi mengenai sumber kas perusahaan, dikeluarkan untuk apa dan berapa saldo kas setiap saat dapat diketahui. Oleh karena itu, akuntan harus dapat menjelaskan sebab-sebab terjadinya perbedaa antara catatan perusahaan dengan laporan bank ( rekening koran ), dan menentukan jumlah saldo rekening giro yang sesungguhnya setiap bulannya. Proses ini disebut rekonsiliasi bank.
Beberapa penyebab perbedaan antara saldo menurut pembukuan dengan saldo menurut rekening koran bank yaitu :
1. Bank belum mencatat transaksi tertentu
a. Setoran dalam perjalanan
Perusahaan telah mencatat setoran ke bank tetapi bank belum mencatatnya. Contoh : setoran pada akhir bulan, biasanya bank akan membukukan pada bulan berikutnya.
b. Cek dalam perjalanan (cek masih beredar)
Cek yang ditarik dan telah dibukukan perusahaan tetapi bank belum mencatatnya, biasanya terjadi karena sampai akhir bulan yang menerima cek belum mencairkan cek tersebut.
2. Perusahaan belum mencatat transaksi tertentu
a. Penerimaan kas melalui bank
Bank kadang-kadang melakukan penerimaan kas untuk dibukukan ke dalam rekening giro perusahaan, misalnya konsumen langsung membayar ke bank.
b. Biaya administrasi bank
Bank biasanya membebankan sejumlah biaya untuk menangani transaksi-transaksi yang dilakukan oleh pemegang giro, biaya ini baru diketahui setelah ada laporan dari bank yang berupa rekening koran
c. Pendapatan bunga atau jasa giro
Jumlah bunga yang menjadi pendapatan perusahaan biasanya baru diketahui setelah perusahaan menerima laporan bank.
d. Cek kosong
Perusahaan yang sering menerima pembayaran dari konsumen dalam bentuk cek yang diperlakukan sama dengan uang tunai. Cek tersebut kemudian disetorkan ke bank. Perusahaan baru tahu kalau cek tersebut kosong setelah menerima laporan dari bank.
Cek kosong adalah cek yang tidak cukup dananya ( jumlah rupiah dalam cek lebih besar daripada saldo giro kensumen )
e. Cek dikembalikan ke penyetor karena alasan lain ( bukan cek kosong )
Bank kadang-kadang mengembalikan cek kepada penyetor karena alasan-alasan berikut :
- Rekening penarik cek telah ditutup
- Cek telah kadaluwarsa, cek kadang hanya dapat diuangkan dalam jangka waktu tertentu, apabila selama jangka waktu tersebut tidak diuangkan maka cek menjadi tidak berlaku lagi.
- Tanda tangan yang tercantum pada cek tidak sah
- Kesalahan dalam penulisan cek
Pencatatan akuntansi untuk kasus ini sama dengan cek kosong.
3. Bank atau perusahaan telah melakukan kesalahan pencatatan
Contoh, bank mungkin salah mengurangi saldo giro perusahaan untuk giro yang ditarik bukan oleh perusahaan tersebut, mungkin karena nama perusahaannya hampir sama. Bisa juga bank atau perusahaan salah dalam mencatat jumlah rupiah yang disetorkan ke bank.


Tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi bank
1. Buat dua kolom untuk bank dan rekening bank menurut perusahaan, tulis saldo menurut bank dan saldo menurut perusahaan
2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo menurut bank yaitu :
a. Tambahkan setoran dalam perjalanan pada saldo menurut bank
b. Kurangkan cek dalam perjalanan dari saldo bank
3. Tambahkan atau kurangkan pada saldo menurut buku
a. Tambahkan pada saldo menurut bank penerimaan-penerimaan kas langsung melalui bank, pendapatan bunga atas giro.
b. Kurangkan dari saldo menurut buku biaya administrasi bank, biaya pencetakan cek dan pengurangan lain yang dilakukan oleh bank, misalnya karena ada pengembalian cek kosong.
4. Hitunglah saldo menurut bank dan saldo menurut perusahaan yang telah disesuaikan, keduanya saldonya harus sama.
5. Buatlah jurnal untuk setiap hal yang terdapat pada butir tiga di atas yaitu hal-hal yang tercantum pada saldo menurut perusahaan.
6. Perbaiki semua kesalahan yang terdapat dalam pembukuan perusahaan, sampaikan pemberitahuan ke bank jika bank telah melakukan kesalahan.

sumber :http://catatan-akt.blogspot.com

Contoh Soal dapat di download di link berikut ini :
http://www.mediafire.com/?ae0rw90771emfxj

Senin, 21 Maret 2011

Kas Kecil (Petty Cash)


Pengeluaran kas didalam prakteknya, tidak semua dapat dilakukan dengan menggunakan cek, karena untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil, sangat tidak efektif bila dilakukan dengan menggunakan cek. Untuk itu perusahaan biasanya membentuk suatu dana khusus yang disebut dengan dana kas kecil ( Petty Cash Fund ).

Karakteristik Dasar dari Kas Kecil

1) Jumlahnya dibatasi tidak lebih atau tidak kurang dari suatu jumlah tertentu yang telah ditentukan oleh manajemen perusahaan. Tentunya masing-masing perusahaan menetapkan jumlah yang berbeda sesuai dengan sekala operasional perusahaan (biasanya antara Rp 500,000,- sampai dengan Rp 5,000,000,- )

2) Dipergunakan untuk mendanai transaksi kecil yang sifatnya rutin setiap hari

3) Disimpan di tempat khusus, entah itu dengan kotak kecil, yang biasa disebut dengan petty cash box atau di dalam sebuah amplop.

4) Ditangani atau dipegang oleh petugas keuangan di tingkatan pemula (Junior Cashier).


Prosedur Kas Kecil

Terlepas dari material atau tidaknya nilai dari kas kecil, kas kecil memiliki pernana yang penting di dalam operasional perusahaan. Transaksi-transaksi kecil terjadi setiap hari mulai sejak awal jam operasional perusahan dipagi hari sampai akhir jam operasional di sore atau malam hari.

Untuk itu, perusahan hendaklah melakukan pengelolaan kas kecil secara baik. Prosedur kas kecil mutlak diperlukan. Tidak ada alas an bagi perusahaan untuk tidak melakukan pengelolaan. Pengelolaan yang tidak memadai atau cenderung buruk akan kas kecil, dapat mengganggu kelancaran operasional perusahaan. Dapat dibayangkan jika suatu ketika perusahaan kehabisan kas kecil, akan ada banyak pembelian kecil yang tidak dapat dilakukan dengan cepat.

Dalam mengelola dana kas kecil ada dua metode yang bisa digunakan yaitu Imprest Fund Method dan Fluctuation Method.

a. Imprest Fund Method
Pada sistem Imprest Fund, Baridwan ( 1992 ) mendefinisikan : ”Didalam sistem ini jumlah dana dalam rekening kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk untuk membentuk dana kas kecil ”
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diperjelas bahwa pada sistem Imprest Fund jumlah dana kas kecil selalu konstan dan tidak berubah-ubah. Biasanya kas kecil ini diisi dengan sejumlash uang yang telah ditetapkan untuk keperluan pembayarn-pembayaran selama jangka waktu tertentu, misalnya satu minggu, dua minggu, ataupun sebulan. Bilamana jangka waktunya telah habis dan jumlah uang dalam kas kecil pun telah menipis, maka kas kecil diisi kembali dengan menarik dana dari kas besar sampai dengan jumlah dana yang telah ditetapkan besarnya. Untuk setiap pengisian kembali dana kas kecil, pemegagang kas kecil selalu melampirkan kas kecil serta bukti-bukti pendukungnya.
Walaupun secara teoritis ada dua sistem penggelolaan deana kas kecil, tetapi dalam kenyataanya hampir semua perusahaan yang telah membentuk dana kas, mengelolanya dengan sistem imprest dengan alasan untuk mempermudah pengawasan.
Dari penjelasan tersebut maka jelaslah bahwa dana kas kecil yang dikelola dengan sistem Imprest Fund menghasilkan beberapa keuntungan bagi pihak perusahaan yaitu untuk mempermudah pengawasan, perhitungan dan pertaggung jawaban (Accountabilities).


b. Fluctuation Method
Menurut Baridwan ( 1992 ) Fluctuation Method dikatakan ” Dalam sistem fluktuasi saldo rekening kas kecil tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisisan kembali dan pengeluran- pengeluaran dari kas kecil ”.
Dari definisi diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa Fluctuation Method merupakan suatu sistem penggeloalaan dana kas kecil yang saldo rekeningnya tidak tetap dan tergantung pada besar kecilnya pengeluaran yang terjadi untuk periode tertentu, misalnya dalam waktu dua minggu, sebulan dan sebagainya.
Pada sistem ini rekening kas kecil yang diselenggarakan harus menunjukkan saldo pada setiap saat sebesar jumlah dana kas kecil yang ada ditangan pemegang dana kas kecil.

Contoh Soal dan Penyelesaiannya dapat di download d link berikut :
http://www.mediafire.com/?8b33rwaj427c1w1

Laporan Perubahan Modal


Laporan Perubahan Modal menginformasikan perubahan saldo modal berupa kenaikan atau penurunan sebagai akibat dari laba atau rugi, dan tambahan atau pengurangan modal oleh pemilik modal.
Jika dalam Laporan Rugi/Laba yang membedakan ialah jenis perusahaannya(jasa, dagang, manufaktur), dalam Laporan Perubahan Modal yang membedakan ialah bentuk perusahaannya(Po, Fa, CV, PT, Koperasi).
Mengenai modal, akan dikupas dalam akuntansi intermediate, yaitu akuntansi modal. Sekarang yang penting mengetahui sebab-sebab saldo modal berubah.
1. Perseorangan (Po)
Perusahaan ini hanya dimiliki aleh satu orang saja sehingga modalnya hanya modal si pemilik, dalam akun Modal (nama pemilik).

Bagan di atas akan diparafrasekan ke dalam laporan perubahan modal dengan format:

Prive berarti pengambilan pribadi oleh pemilik. Dalam Po, prive bersaldo normal Debit sebagai akun kontra Modal Pemilik.

2. Firma(Fa) dan Persekutuan komanditer(CV)
Perusahaan ini minimal didirikan oleh 2 orang. Perbedaan antara Fa dan CV ialah dalam Fa, semua pemilik modal secara aktif sebagai manajemen perusahaan, sementara CV dimiliki oleh sekutu aktif yang bertindak sebagai manajemen dan sekutu pasif yang hanya menyetor modal. Sekutu aktif awalnya bisa saja tanpa modal dan hanya mengandalkan skill managerial yang dimilikinya, kemudian baru akan mempunyai modal setelah pembagian modal atas laba yang diperoleh. Nah, karena pemiliknya lebih dari satu, untuk membedakan modal antar pemilik, nama akunnya pun sesuai nama pemilik, yakni Modal (nama pemilik pertama), Modal (nama pemilik kedua), dst. Format laporan keduanya sama.

Bagan di atas akan diparafrasekan ke dalam laporan perubahan modal dengan format:

Prive berarti pengambilan pribadi oleh setiap pemilik sehingga bersaldo debit. Selain itu, Prive dalam Fa memiliki fungsi khusus yakni sebagai pos alokasi adanya laba sehingga bersaldo kredit. Setelah itu, prive akan dialokasikan pada modal (atau dianggap setoran pemilik) boleh pula dialokasikan per kas (atau dianggap pengambilan pemilik) bergantung pada pemiliknya.

3. Perseroan Terbatas(PT)
Modal PT terdiri atas Saham-saham yang ditempatkan kepada para pemegang saham. Jumlah modal yang ditempatkan nilai nominalnya akan selalu tetap namun harga jualnya bergantung pada kurs. Jika di bawah 100% akan rugi dengan akun Disagio. Jika di atas 100% akan laba dengan akun Agio (dengan catatan biaya penjualan lebih rendah). Ada 2 jenis saham yaitu saham biasa dan saham preferen.
Modal Saham tidak akan berubah saldonya sepanjang tidak melakukan emisi saham dan laba tak akan ada pengaruhnya. Yang dilaporkan ialah perubahan pada laba ditahan, yakni akun untuk mencatat akumulasi laba dan rugi, karena akun Modal Saham tidak akan berubah saldonya jikia tidak menerbitkan saham lagi. Akun agio dan disagio hanya akan muncul di neraca. Perubahan kedua akun ini tidak perlu dilaporkan dalam Laporan Perubahan Modal.

Bagan di atas akan diparafrasekan ke dalam laporan perubahan modal dengan format:



4. Koperasi
Modal Koperasi akan berubah sesuai bagan di bawah ini:

Bagan di atas akan diparafrasekan ke dalam laporan perubahan modal dengan format:

Ada istilah khusus untuk adanya laba atau rugi yakni Sisa Hasil Usaha(SHU). SHU bernilai positif jika laba, dan bernilai negatif jika rugi. SHU dialokasikan untuk 2 akun modal saja, yakni Dana Cadangan untuk penambahan modal, dan SHU Tak Dibagi karena adanya angka-angka unik sehingga sulit dibagikan.
Simpanan Pokok sebagai setoran modal saat masuk sebagai anggota. Simpanan Wajib sebagai setoran modal pada tanggal yang telah ditentukan. Karena anggota koperasi banyak sekali, sehingga dibuat buku pembantu untuk merinci data setiap anggota. Berkurangnya Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib karena keluarnya anggota. Koperasi biasa mendapat modal donasi atau hibah dari pemerintah karena koperasi sebagai salah satu pilar ekonomi Negara yang merupakan kumpulan orang bukan kumpulan MODAL. Biasanya justru perusahaan yang memberikan donasi kepada masyarakat. Selain sebagai sarana promosi juga sebagai ladang amal.